Senin, 15 November 2010

PENGENALAN TENTANG JIWA


PENGENALAN TENTANG JIWA

ILMU/PENGETAHUAN DASAR :

JIWA  adalah pikiran,pengetahuan,kecerdasan,kemauan,keinginan,sifat,sikap,kelakuan /tingkah laku dan gerakan (gerak-gerik tubuh). Pengenalan hidup oleh tubuh yang dipengaruhi system dari alam sekitarnya yang menghendaki bertambahnya ilmu/pengetahuan.
JIWA adalah wujud anatomis tubuhnya : pikiran (=otak) dan seluruh getaran ujung-ujung saraf, baik itu saraf sensorik maupun motorik.
JIWA adalah manifestasinya : pembentuk sifat,karakter,cirri khusus/khas serta temperamennnya.
JIWA adalah penggerak  Panca Indera
JIWA dalam menggerakkan Panca Indera, mengkoordinasikan daya manifestasi dari  pikiran (=otak) dan seluruh getaran ujung-ujung saraf, saraf sensorik maupun motorik yang dihantarkan oleh otot-otot (serabut-serabut otot dan otot-otot batangan), serta sumsum-sumsum tulang belakang.
JIWA itu pula pembentuk sifat warna-warna kehidupan, baik itu merah,hijau,hitam,putih,kuning,ungu,biru,biru tua,biru hijau,orange merah,kuning terang,abu-abu, dan coklat. Dan yang membawa sifat-sifat masing-masing.
JIWA ini digunakan untuk membentuk visual yang alami,yang dapat ditangkap oleh JIWA. Dan JIWA itu pula dapat mengecoh orang atau makhluk lain pada suatu visual fatamorgana yang alami pula. Dapat pula untuk mengecoh konsentrasi,ingatan,kesehatan,kehendak,kemauan, dan keinginan. Serta mengobrak-abrik warna kehidupan seeorang dan mengobrak-abrik musik kehidupan seseorang.

ILMU/PEGETAHUAN TINGKAT LANJUT :

Manusia terlahir di dunia ini menggunakan suatu wahana, yaitu tubuh jasmani, tanpa tubuh jasmani manusia di dunia atau marcapada ini menjadi manusia yang tidak berwujud/bermateri. Tubuh jasmani ini berperan sebagai wadah bagi : jiwa,nala/batin,suksma dan Roh. Roh atau cahaya dariNya inilah pemberi kekuatan dan kehidupan. Menurut Hukum Keabadian Alam, Roh atau cahaya inilah yang memberi kehidupan pada tubuh jasmani manusia. Dalam hal ini Roh atau cahaya yang didalamnya adalah bakal-bakal calon materi selanjutnya membentuk getaran-getaran yang didalamnya ada berhembus udara atau angin, yang selanjutnya mewujudkan Jiwa. Sehingga kalau kita cermati kejadian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Roh melalui manifestasi getaran-getaran berudara yang mewujud menjadi Jiwa inilah yang memberi kehidupan pada tubuh jasmani manusia.
Secara ilmiah dapat dijelaskan sedemikian ini : Roh atau Cahaya didalamnya terdapat partikel-partikel yang bergetar-getar berudara dan selalu bergerak acak, yang menyebabkan terjadinya getaran-getaran (=inilah nantinya dinamakan Jiwa), oleh karena sedemikian cepatnya gerak dari getaran-getaran itu menimbulkan gelombang & bunyi ,munculnya bunyi oleh karena terjadinya benturan atau tabrakan dari partikel-partikel itu (=inilah nantinya dinamakan dengan Nala/batin), dari proses tersebut menimbulkan energi (=inilah nantinya dinamakan Suksma).
Artinya dapat kita katakan pula bahwa kalau tubuh jasmani ini tanpa Jiwa maka tubuh jasmani manusia ini akan sama dengan benda mati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Roh atau Cahaya yang memberi kekuatan,daya memelihara,kekuasaan pada tubuh jasmani. Dan imbal baliknya, tubuh jasmani menyimpan dan menjaga/memelihara isi yang ada didalamnya yaitu Roh atau Cahaya.
Penghantar antara Roh pada Jiwa supaya dapat dimengerti oleh Tubuh Jasmani adalah Akal Budi. Roh menggunakan Akal Budi untuk alat komunikasi dengan dunia material/fisik. Akal Budi disebut juga Jiwa Rohaniah, yang selalu mengembangkan sifat baik pada manusia, dan tidak memliki sifat kebinatangan,kesenangan dan nafsu. Jiwa Rohaniah ini yang sering kita tangkap kehadirannya sebagai Suara Hati.
Pada kelahirannya didunia ini, Jiwa Rohaniah dalam aktifitas Akal Budi ini dibungkus oleh Badan Halus, yang didalamnya terkandung sifat baik/kemanusiaan, dan sifat buruk/kebinatangan. Dikatakan sifat buruk/kebinatangan adalah suatu perjalanan proses manusia mengenal peradaban yang lebih baik. Sifat keingintahuan manusia inilah yang menjadi sumber dari Jiwa Rohaniah, dalam mencerna apa yang dimaui oleh Roh atau Cahaya pada tubuh Jasmani manusia. Dapat pula dikatakan bahwa Jiwa Rohaniah adalah bentuk Laboratorium Riset/penyelidikannya Jiwa Rohaniah dalam upaya menterjemahkan message/pesan dari Roh atau Cahaya untuk Tubuh Jasmani. Bungkus dari Akal Budi yang tadi dimaksud Badan Halus (Laboratorium Riset/penyelidikan Jiwa Rohaniah), sebenarnya berbentuk Energi yang berpusat pada Otak sebagai pusat pangkalnya Jiwa. Badan Halus akan tetap melekat pada Roh sewaktu Roh berada di Dunia/alam Antara (Dunia/alam Astral), setelah kematian Tubuh Jasmani manusia. Namun Badan Halus ini akan dilepas oleh Roh jika Roh akan menuju memasuki Dunia/alam Kelangitan, dan Badan Halus akan menjadi bayangan,menguap, dan akhirnya menghilang.
Badan Halus inilah sangat karib dengan Tubuh Jasmani manusia dalam ikut mengembangkan moral dan intelektual manusia. Badan Halus ini didalamnya terkandung unsur-unsur berupa energi pembentuk nafsu,kesenangan, keinginan dan rasa, yang merupakan sumber daya kekuatan untuk beraktifitas dan pertumbuhan fisik Tubuh Jasmani manusia. Penggalian pada Keinginan dan Nafsu inilah akan menimbulkan tindakan secara fisik melalui Tubuh Jasmani manusia, baik berbentuk tindakan fisik secara bersifat baik maupun secara buruk. Selanjutnya marilah kita bahas mengenai unsur Badan Halus yang melekat yaitu nafsu : Nafsu yang melekat didalam Badan Halus ini menimbulkan Sifat Buruk/Kebinatangan yang melahirkan sifat Keinginan dan Rasa (diantaranya : senang-susah,cinta-benci, dan lain sebagainya), yang memang adalah sifat keburukan dari manusia, namun demikian dari Sifat Buruk/Kebinatangannya Badan Halus Jiwa Rohaniah ini pula memunculkan suatu Kekuatan untuk Bergumul dan Berjuang dalam kehidupan di dunia ini atau marcapada ini.
Sehingga sekarang kita bertanya dimana kedudukannya Jiwa,Nala/batin,Suksma, dan Roh dalam kaitannya dengan pengejawantahan sifat Baik dan sifat Buruk manusia ?, Jawabannya adalah Jiwa adalah manifestasi pusat Laboratorium Riset bagi pengembangan moral dan intelektual, sedangkan Nala/Batin adalah manifestasi dari nafsu,keinginan dan rasa yang lebih cenderung bersifat Buruk/Kebinatangan, selanjutnya Suksma adalah manifestasi dari nafsu,keinginan dan rasa yang lebih cenderung pada sifat Baik, dan akhirnya adalah Roh yang adalah sebagai manifestasi dari pengambil keputusan dari Nala/batin maupun Suksma.
Sehingga dari sinilah muncul Prinsip 4 (Empat) nya manusia, yaitu bahwa manusia terbentuk dari Tubuh Jasmani, Nalajiwa,Suksma, dan Roh. Dalam hal ini yang dimaksud Nalajiwa adalah Bersatunya Jiwa dan Nala/batin sebagai sifat yang satu yaitu sebagai pembentuk sifat Buruk/Kebinatangan (aku yang rendah) dan juga sifat Baik (aku yang tinggi) pada manusia.
Roh,Akal Budi dan Badan Halus adalah unsur Kehidupan. Dari unsur-unsur tersebut yang membantu pengembangan pada Tubuh Jasmani manusia, yaitu badan fisik yang kasat mata. Pengikat atau Penghubung antara ketiga unsur Kehidupan diatas dengan Tubuh Jasmani manusia adalah Napas/udara.
Selaput/bungkus manusia berada diluar dan didalam. Selaput/bungkus manusia yang berada didalam adalah Badan Halus. Sedangkan Selaput/bungkus manusia yang berada diluar adalah Selaput Halus. Selaput Halus ini adalah selaput struktur halus yang menyelimuti Tubuh Jasmani manusia, struktur halus ini terbentuk oleh Energi Elektromagnetik Jasmaniah yang dihasilkan oleh perpaduan dari proses pernapasan,proses pemanasan tubuh,proses peredaran darah, dan proses pencernaan makanan (proses metabolisme). Dalam hal ini anda pasti setuju dengan pendapat saya : seperti pada reaksi didalam Tubuh Jasmani antara H2 + O2 à H2O, anda pasti bertanya selain H20 yang berbentuk cair adakah juga berbentuk gas lainnya atau energi?, lalu gas/energi itu berinteraksi dengan apa?, gas/energi itu bersenyawa dengan apa?, dan gas atau energi itu berada dimana?
Dalam hal ini saya dapat menjawabnya demikian : hasil dari pereaksian antara H2+O2 à H2O, maupun juga hasil pereaksian semua proses didalam Tubuh Jasmani manusia, baik itu proses pernapasan,pemanasan tubuh,peredaran darah dan pencernaan makanan, berbentuk Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniah. Letak nya Energi Elektromagnetik Jasmaniah terbagi di dua tempat, yaitu didalam Tubuh Jasmani (yang disebut Badan Halus) dan diluar (yang disebut Selaput Halus). Lebih terperincinya demikian : Munculnya Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniah didalam Tubuh Jasmani manusia (yang disebut Badan Halus) oleh karena hasil dari pemasakan (reaksi), antara hormon-hormon serta cairan-cairan didalam Otak dengan proses pernapasan,pemanasan tubuh,peredaran darah dan pencernaan makanan. Sedangkan Munculnya  Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniah manusia diluar Tubuh  Jasmani manusia (yang disebut Selaput Halus) oleh karena hasil dari pemasakan (reaksi), dari semua proses-proses (baik itu  proses pernapasan,pemanasan tubuh,peredaran darah dan pencernaan makanan) diseluruh Tubuh Jasmani manusia.

SELAPUT HALUS (MEDAN PANCARAN ELEKTRONUKLIRMAGNETIK)

Selaput Halus Energi Elektronuklirmagnetik menyelubungi tubuh Jasmani, ukuran selaput halus lebih besar dari tubuh Jasmani. Selaput Halus merupakan sarana sifat Jiwaniah Kebinatangan manusia menguasai daerah antara atau sering disebut daerah astral. Selaput Halus ini tidak hanya menyelubungi bagian luar tubuh manusia, namun juga merasuk kedalam tubuh fisik dan melapisi semua organ tubuh Jasmani dan berinteraksi dengan energi elektromagnetisnya Badan Halus.
Selaput Halus menyerap daya-daya Energi Elektronuklirmagnetik alamiah dari atmosfir kedalam tubuh Jasmani manusia. Cara kerjanya interaksi antar daya-daya Energi Elektronuklirmagnetik ini sama dengan spons penyerap yang menghisap air bila kita mandi. Disaat menyerap berbagai kekuatan di atmosfir, Selaput Halus juga terkena pengaruh daya tarik Energi Elektronuklirmagnetik Jiwa, zat yang memang lebih kuat dan halus bila dibandingkan daya Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniahnya.

KEJADIAN-KEJADIAN DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI YANG BERKAITAN DENGAN SELAPUT HALUS :

1.      Orang yang berusia lebih tua bersentuhan maupun bersenggama dengan orang yang lebih muda maka daya elektromagnet dari orang yang lebih tua akan menyerap Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniah orang yang lebih muda. Orang yang lebih tua memang memerlukan Energi Elektronuklirmagnetik tersebut untuk daya tahan tubuh Jasmaninya. Oleh karena itu, hindari agar orang muda jangan tidur bersama maupun juga berhubungan kelamin dengan yang sudah berumur. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya umur dan sifat dari penyerapannya seseorang maka Kemampuan Selaput Halus untuk menyerap Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniah dari orang lain akan berkurang. Orang yang lebih tua bersenggama dengan orang yang lebih muda umurnya maka daya Energi Elektronuklirmagnetik yang lebih tua akan menyerap daya Energi Elektronuklirmagnetik yang lebih muda. Penyerapan ini akan memperbaiki daya Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniahnya yang menyerap, namun ini merugikan yang diserap daya Energi Elektronuklirmagnetik. Apabila kekuatan magnet ini terus menerus diserap, seseorang dapat meninggal karena daya Energi Elektronuklirmagnetik terkuras habis.
2.      Orang yang lebih lemah (orang berusia tua) berhubungan dengan orang yang lebih kuat (orang berusia muda) maka yang kuat akan memberikan Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniahnya kepada yang lebih lemah. Sehingga, kunjungan orang yang sehat (terutama yang berusia muda) ke orang yang sakit akan memberi kekuatan Energi Elektronuklirmagnetik bagi yang sakit. Orang yang sakit umumnya lemah sehingga selaput halusnya kurang berfungsi maksimal. Seyogyanya kunjungan dilakukan pada tempat yang udaranya dapat mengalir sehingga Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniah dari orang muda yang sehat dapat dihirup oleh yang sakit. Akan tetapi, harus berhati-hati agar anak muda jangan terlalu lama kehilangan Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniahnya karena banyak terserap oleh yang tua atau si sakit.Kekuatan fisik seseorang sangat ditentukan oleh pengaturan keseimbangan antara daya menyerap Energi Elektronuklirmagnetik dari luar dan daya serap dari luar. Apabila kemampuan menyerap daya Energi Elektronuklirmagnetik lemah, sementara serapan dari luar kuat maka fisik seseorang menjadi lemah dan sakit. Dalam hal ini, untuk mengunjungi orang sakit, seseorang paling sedikit berumur 14 tahun agar cukup kuat menjaga keseimbangan antara menyerap dan diserap. Pada umur 14 tahun kebawah,selaput halusnya masih harus dilindungi oleh ibunya.
3.       Terdapat pula orang yang memiliki tubuh dengan  Badan Halus yang daya Energi Elektronuklirmagnetik (CAIRAN ASTRAL ELEKTRONUKLIRMAGNETIK) yang luar biasa kuat. Orang seperti ini harus dihindari karena siapapun yang mendekat akan terserap daya elektromagnetnya. Bukan hanya manusia, binatang,tumbuhan,zat-zat dan materi-materi di alam juga dapat ditarik kekuatannya. Apabila orang semacam ini mengunjungi orang yang sakit, justru si sakitlah yang daya Energi Elektronuklirmagnetik tersedot. Orang semacam ini daya elektromagnetnya berkembang luar biasa sehingga selaput halusnya dapat menjadi pelindung tubuh Jasmaninya. Mereka adalah orang yang tidak terbakar ketika terkena api dan tidak tembus peluru apabila ditembak.
4.      Pada hari pertama meninggalnya seseorang, yang terlebih dahulu terlepas adalah selaput halusnya, dalam hal ini selaput halusnya menjadi “kulit” dan keluar serta terlepas  dari tubuh Jasmani yang telah menjadi mayat.
5.      Orang yang meninggal secara tidak diinginkan ataupun secara mendadak, karena kecelakaan atau kekagetan yang luar biasa, selaput halusnya akan dapat segera keluar atau terlepas dari tubuh Jasmani. Apabila selaput halusnya terlepas sebelum detik-detik kematiannya, selaput halusnya akan sangat mirip sosok hidup yang termasuk luka-lukanya jika kematiannya mengalami kecelakaan yang menyebabkan luka-luka dan tewasnya.Namun jika selaput halusnya terlepas sesudah detik-detik kematiannya, selaput halus akan tampat sebagai orang yang mati itu dipocong atau dipakaiani. Sangat sering sosok orang ini muncul ditempat yang sangat jauh dari tempat meninggalnya, seperti contohnya yaitu ditempat yang dikunjungi seseorang sebelum meninggalnya. Dalam hal ini selaput halusnya belum terbebaskan sepenuhnya dari keterikatan dengan Roh, hal ini keterikatannya selama beberapa tahun Roh akan terlepas dari Selaput Halusnya dan bisa langsung ke alam Kelangitan. Kondisi yang belum dapat lepas diri secara alamiah semacam itu tadi, Selaput Halus dan Badan Halus nya akan selalu mengembara dan berkelana kemana-mana, sehingga sangat mudah dirasuki dan dikendalikan oleh daya-daya Energi Elektronuklirmagnetik pemikiran, yang akan membentuknya menjadi mempunyai kehidupan tersendiri. Selaput Halus & Badan Halus yang didalamnya terkandung Roh ini biasanya akan pergi  ketempat kejadian terakhir dia meninggal secara mendadak, serta juga akan pergi ke rumah tempat kediamannya disaat masih hidup, namun dalam hal ini Selaput Halus & Badan Halus yang didalamnya terkandung Roh akan mencoba melanjutkan kehidupannya, namun tidak menyadari bahwa sudah meninggal,dikiranya masih hidup. Sehingga untuk melanjutkan kehidupannya sementara sebagai makhluk halus tanpa tubuh Jasmani, selalu mengambil daya Energi Elektronuklirmagnetik Jasmaniah dari para penghuni rumah itu (yang dulu semasa hidupnya didunia fana, mereka para penghuni rumah itu termasuk saudara atau keluarganya).
6.      Melalui suatu latihan maupun tidak,orang dapat mengeluarkan Selaput Halus adakalanya membentuk seperti wujud Tubuh Jasmani  disuatu tempat meskipun Tubuh Jasmani nya berada ditempat yang berbeda. Disaat bersamaan Tubuh Jasmaninya yang ditinggalkan untuk sementara tadi seolah-olah dalam keadaan mati suri. (namun disarankan, jangan terlalu lama Selaput Halus dan Badan Halus meninggalkan Tubuh Jasmani karena tubuh Jasmani dalam kondisi tanpa Daya Energi Elektronuklirmagnetik alamiah, sehingga tbuh Jasmani lama kelamaan akan mati oleh karena Tubuh Jasmani tidak tahan terlalu lama tanpa lindungan daya Energi Elektronuklirmagnetik alamiah maupun juga Selaput Halus dan Badan Halusnya.)
7.      Selaput Halus yang tanpa Badan Halusnya akan menjadikannya sebagai sosok makhluk halus tanpa energi gelombang pemikiran dan tergantung pada setiap energi gelombang pemikiran dari orang yang masih hidup, hal ini bisa dimanfaatkan dan digerakkan biasanya untuk melakukan hal-hal negatif, seperti santet.
8.      Ketika orang tidur, dalam hal ini yang keluar dari Tubuh Jasmani untuk sementara waktu adalah Selaput Halusnya dan juga Badan Halusnya. Sehingga setelah bangun tidur, orang akan ingat kejadian-kejadian didalam mimpinya tadi.
9.      Melalui suatu latihan yang keras seseorang mampu mengeluarkan Rohnya dengan sengaja, namun Selaput Halus dan Badan Halusnya tetap tinggal di Tubuh Jasmani, sehingga Selaput Halus dan Badan Halusnya masih bisa memberi perlindungan dan memberi makan Tubuh Jasmani yang ditinggalkan oleh roh untuk sementara waktu tadi. Dalam kondisi seperti ini, Jiwa tetap terikat dengan Badan Malawa mengaktifkan Pernapasan atau Prana. Pemutusan Aktifasi Pernapasan Badan Malawa bisa mengakibatkan kematian pada Tubuh Jasmani. Cara menjaga supaya Aktifasi Pernapasan Badan Malawa adalah dengan menjauhkan Tubuh Jasmani dari banyak orang, suasana keributan disekitar Tubuh Jasmani harus dijauhkan pula, atau dilarang bagi siapapun menyentuh Tubuh yang sedang mengeluarkan Rohnya (sedang mati suri).

BADAN MALAWA :

Badan Malawa adalah suatu penghubung antara Tubuh Jasmani dengan unsur halus seseorang (yaitu : Selaput Halus dan Badan Halus), dan juga merupakan koordinasi kerja dari daya elektromagnetiknya suksMa, naLa dan jiWa, dan secara fisik dapat kita amati yaitu Pernapasan atau orang sering menyebutnya Prana. Namun sebenarnya tidak hanya pernapasan saja, melainkan juga meliputi termasuk mengembang mngempiskan paru-paru dan jantung,pemanasan tubuh,dan penyerapan daya Energi Elektronuklirmagnetik alam.
Keluarnya Badan Malawa dengan berhentinya Pernapasan akan sangat merugikan Selaput halus dan Badan Halus yang masih memmerlukan Roh. Namun lain halnya dengan Roh, bahwa dengan keluarnya Badan Malawa dengan terhentinya Pernapasan akan menguntungkan Roh, karena Roh akan terlepas dari ikatan Badan Malawa dan bisa langsung bebas menuju ke Kelangitan maupun menuju Alam Cahaya (apabila seorang meninggal mendadak karena kecelakaan dan atau kekagetan yang amat sangat, pemutusan Selaput halus dan badan Halusnya dari ikatan Roh baru terjadi beberapa tahun kemudian).

PROSES KEMATIAN

Pada proses kematian seseorang, akan terjadi secara bertahap mana-mana unsur Tubuh yang mati dan mengalami Proses Perubahan, yaitu :
1.      Tubuh Jasmani yang mati secara fisik dan biologisnya;
2.      Selaput Halus akan terhenti daan meredup oleh karena Pemutusan Aktifasi Pernapasan Badan Malawa dan selanjutnya lenyap;
3.      Badan Halus yang didalamnya terkandung Badan Nalajiwa akan mengalami kematiannya yang kedua dan dalam peralihan menuju ke Kelangitan yang Pertama; (ini nanti yang menghantar Badan Halus menuju Reinkarnasi)
4.      Roh yang masih mengandung Suksma akan mengalami kematiannya setelah peralihannya ke Kelangitan yang Kelima;
5.      Selanjunya Roh yang masih mengandung Suksma akan mengalami Proses pemurnian,meninggalkan semua cacat cela dan noda, menuju ke Kelangitan yang Keenam; dan
6.      Akhirnya Roh meninggalkan Suksma menuju ke Alam Cahaya yaitu kepada Tuhan Sang Pencipta.

Namun lain pula dengan, seseorang yang mati terlalu tebal sifat Kebinatangannnya, akan terjadi secara bertahap mana-mana unsur Tubuh yang mati dan mengalami Proses Perubahan, yaitu :
1.      Tubuh Jasmani yang mati secara fisik dan biologisnya;
2.      Selaput Halus akan terhenti daan meredup oleh karena Pemutusan Aktifasi Pernapasan Badan Malawa dan selanjutnya lenyap;
3.      Badan Halus yang didalamnya terkandung Badan Nalajiwa akan mengalami kematiannya yang kedua dan dalam peralihan menuju ke Neraka yang Pertama;
4.      Roh yang masih mengandung Suksma bersama Badan Halus akan mendapatkan didikan pada Neraka yang Pertama, selanjutnya apakah dapat naik ke Kelangitan Pertama ataukah turun ke Neraka yang Kedua?, tergantung pada Roh tadi dapat meninggalkan sifat Kebinatangannya atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar